Membangun Budaya Literasi di Sekolah
MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH
Oleh Yayan Putra, S.Pd.
Membangun budaya literasi di lingkungan sekolah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak hal yang harus dilakukan oleh seluruh perangkat sekolah. Budaya literasi dilingkungan sekolah mulai menurun seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, meski sulit setidaknya ada beberapa ikhtiar yang bisa kita coba terapkan untuk membangun budaya literasi di sekolah.
Membaca dapat meningkatkan literasi sehingga siswa akan menjadi siswa yang pintar dan kritis. Disamping itu juga memperkaya perspektif sehingga tidak terjebak dalam sudut pandang yang sempit, sehingga bisa terhindar dari pada sudut pandang yang buruk dan sekaligus menyesatkan.
Di lingkungan sekolah, para guru berperan penting mengembangkan minat baca peserta didik/siswa.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mendekatkan peserta didik dengan buku-buku dan bahan bacaan lainnya d sekolah antara lain:
- Para guru dapat memberikan tugas menulis kepada para murid. Tujuannya adalah supaya mereka membaca banyak buku demi menelaah materi-materi dalam tugas yang diberikan;
- Sebagai lembaga pendidikan, pondok pesantrean juga memiliki peranan penting dalam mencetak generasi yang memiliki budaya literasi. Membuat inovasi sebuah gerakan warga pondok yang literat;
- Menciptakan kesadaran terhadap keberadaan buku-buku dan meningkatkan kualitas dan kuantitas perpustakaan;
- Melatih siswa membiasakan diri untuk menjadikan membaca sebagai gaya hidup;
- Membangkitkan bakat dan minat siswa dan mangarahkan membaca sebagai salah satu solusi mengatasi kesulitan baik dalam pelajaran maupun kehidupan;
- Sekolah membuat peraturan wajib baca ke perpustakaan, pada jam-jam/waktu-waktu tertentu agar para murid terbiasa membaca beraneka buku.
Sebagai denyut jantung sekolah, perpustakaan sekolah sebagai sumber daya informasi dan sebagai media pembelajaran. Sehingga, perpustakaan sekolah pun dituntut selalu berkembang agar dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka.
Menurut Darmono (2007:3) perpustakaan secara umum memiliki 6 fungsi. Yaitu: fungsi informasi, fungsi pendidikan, fungsi kebudayaan, fungsi rekreasi, fungsi penelitian, dan fungsi deposit.
Upaya mengoptimalkan fungsi perpustakaan sekolah sebagai sumber daya informasi dan sebagai media pembelajaran dapat dilakukan hal-hal berikut:
- Memberikan pelayanan terbaik bagi pemustaka, dalam hal ini para pustakawan menjadi ujung tombak pelaksanaannya. Sehingga, pustakawan perlu diberikan pendidikan dan pelatihan tentang pengelolaan perpustakaan yang baik. Dengan demikian pustakawan akan mendapatkan bekal dalam melayani pemustaka.
- Perpustakaan harus menampilkan tata ruang yang baik bagi pemustaka. Hal ini dilakukan agar pemustaka merasa nyaman ketika menggunakan layanan perpustakaan. Karena dalam perpustakaan dibutuhkan suasana yang tenang, hendaknya dalam pengecatan memilih warna dasar dalam ruangan dengan warna netral dan tidak mencolok. Selain itu, kita juga harus selalu menjaga kebersihan perpustakaan.
- Mengetahui bahan pustaka yang dibutuhkan peserta didik, sehingga kita dapat mengetahui bahan-bahan pustaka apa saja yang diperlukan dalam mengembangkan perpustakaan sesuai dengan kebutuhan. Akan sia-sia jika kita menambah bahan pustaka secara terus-menerus tanpa mengetahui kekurangan dan kelebihan koleksi perpustakaan.
Dalam era globalisasi saat ini, kita dituntut agar selalu mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini juga berdampak bagi perpustakaan sekolah yang harus selalu mengetahui bahan pustaka apa saja yang dibutuhkan oleh peserta didik. Untuk menunjang itu semua diperlukan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang pengembangan perpustakaan.
Fasilitas yang dapat digunakan dalam rangka pengembangan perpustakaan pada saat ini diantaranya adalah komputer, wireless, LCD projector, scanner, fotocopy, printer, DVD player dan masih banyak lagi. Diharapkan dengan penambahan fasilitas tersebut dapat mengoptimalkan kinerja perpustakaan. Tentunya, penggunaannya harus dikelola dengan baik agar menjadi teknologi yang tepat guna.
Dengan menerapkan beberapa langkah di atas, diharapkan kinerja perpustakaan sekolah sebagai media pembelajaran akan menjadi semakin baik dan dapat selalu memenuhi kebutuhan akan informasi bagi peserta didik. Selain itu, dengan pelayanan dan fasilitas perpustakaan yang baik, maka pemustaka akan merasa nyaman ketika mengunjungi perpustakaan dan diharapkan dengan kepuasan peserta didik tadi dapat membuatnya tertarik untuk mengunjungi perpustakaan.
Banyak faktor yang menghambat meningkatnya minat baca siswa.Faktor yang paling dominan berasal dari diri siswa itu sendiri, yang ditunjukkan dengan kebiasaan atau kegemaran membaca yang memang sudah telanjur rendah karena pada prinsipnya sesuatu yang digemari pasti juga diminati. Jika saja siswa memiliki kegemaran membaca, bisa dipastikan juga memiliki minat yang tinggi untuk membacanya. persepsi yang masih menganggap bahwa perpustakaan hanyalah sebagai tempat menyimpan buku, jumlah koleksi tidak memadai, serta kurangnya sosialisasi karena belum sepenuhnya didukung oleh semua pihak.
Meningkatkan minat baca dengan cara gemar berkunjung dan beraktivitas di perpustakan, seperti belajar secara mandiri, mengisi waktu luang untuk membaca, dan kegiatan akademik lainnya.
Untuk menumbuhkan budaya literasi dan minat baca siswa dan masyarakat secara luas, beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain: gemar membaca sejak dini, menciptakan lingkungan ramah anak dan ramah buku, guru dan siswa membangun program yang kreatif dan inovatif dan menjalankannya secara berkelanjutan serta perpustakaan harus dijadikan sebagai wahana belajar yang menarik dan menyenangkan bagi semua kalangan terutama para siswa.
Daftar Pustaka:
Kamus Besar Bahasa Indonesia
https://siedoo.com/berita-4757-mengoptimalkan-fungsi-perpustakaan-sekolah/
SHARE :