Sekilas tentang Kaligrafi
SEKILAS TENTANG KALIGRAFI
OLEH YAYAN PUTRA,S.Pd.
Pengertian
Wikipedia
Kaligrafi, dari bahasa Yunani; καλλι "keindahan" + γραφος "menulis" ) atau Seni khat adalah seni menulis dengan indah dengan pena sebagai hiasan. Tulisan dalam bentuk kaligrafi biasanya tidak untuk dibaca dengan konsentrasi tinggi dalam waktu lama, karena sifatnya yang membuat mata cepat lelah. Karena itulah sangat sulit menemukan contoh kaligrafi sebagai tipografi buku-buku masa kini.
Meskipun kaligrafi dalam tulisan arab lebih dikenal, tetapi banyak pula penerapan aplikasi ke dalam tulisan latin.
Dalam buku Seni Kaligrafi (1985) oleh Abdul Karim Husain
Kata kaligrafi berasa dari bahasa latin yang terdiri dari kalios (calios) artinya indah dan graf (graph) yang berarti gambar atau tulisan.
Dalam bahasa Inggris dikenal istilah Calligraphy, yaitu lisan indah dan seni menulis indah. Tulisan halus yang obyeknya huruf Jawa, Latin, Jepang, hindi, China, Rusia, dan lainnya disebut kaligrafi. Sedangan dalam bahsa Aran disebut Khat yang artinya garis atau tulisan indah. Baca juga: Karya Sastra Peninggalan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia Pengertian kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan cara merangkainya menjadi tulisan yang tersusun.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
kaligrafi/ka·li·gra·fi/ n seni menulis indah dengan pena.
Kaligrafi (khat) adalah seni yang terlahir seiring proses panjang sejarah Islam dalam mencari dan menemukan gaya penulisan quran hingga bentuknya yang indah seperti saat ini. Ornamen (Zukhrufah) dikemas untuk mempercantik ruang-ruang kosong agar indah dan bernilai keindahan.
8 (Delapan) Gaya Penulisan Kaligrafi
- Kufi
Gaya penulisan kaligrafi ini banyak digunakan untuk penyalinan Alquran periode awal. Karena itu, gaya Kufi ini adalah model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi. Gaya ini pertama kali berkembang di Kota Kufah, Irak, yang merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam sejak abad ke-7 M. Pada awal pertumbuhannya, gaya penulisan kaligrafi yang diperkenalkan oleh Bapak Kaligrafi Arab, Ibnu Muqlah, ini memiliki karakter huruf yang sangat kaku, patah-patah, dan sangat formal. Gaya ini kemudian berkembang menjadi lebih ornamental dan sering dipadu dengan ornamen floral.
- Tsuluts
Seperti halnya gaya Kufi, kaligrafi gaya Tsuluts kali pertama diperkenalkan oleh Ibnu Muqlah yang merupakan seorang menteri (wazir) di masa Kekhalifahan Abbasiyah. Tulisan kaligrafi gaya Tsulus sangat ornamental dengan banyak hiasan tambahan dan mudah dibentuk dalam komposisi tertentu untuk memenuhi ruang tulisan yang tersedia. Karya kaligrafi yang menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk kurva dengan kepala meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung dan interseksi yang kuat. Karena keindahan dan keluwesannya ini, gaya Tsuluts banyak digunakan sebagai ornamen arsitektur masjid, sampul buku, dan dekorasi interior.
- Naskhi
Dibandingkan gaya tulisan lain, kaligrafi gaya Naskhi paling sering dipakai umat Islam, baik untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan sehari-hari. Gaya Naskhi termasuk gaya penulisan kaligrafi tertua. Sejak kaidah penulisannya dirumuskan secara sistematis oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10, gaya kaligrafi ini sangat populer digunakan untuk menulis mushaf Alquran sampai sekarang. Karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa hiasan tambahan, sehingga mudah ditulis dan dibaca.
- Riq'ah
Kaligrafi gaya Riq'ah merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts. Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-hari, model tulisan lainnya, yakni Riq'ah yang dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Usmaniyah, lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat.
- Ijazah (Raihani)
Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan antara gaya Tsuluts dan Naskhi yang dikembangkan oleh para kaligrafer Daulah Usmani. Sesuai dengan namanya, gaya ini semula lazim digunakan untuk penulisan ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya seperti Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak lazim ditulis secara bertumpuk (murakkab).
- Diwani
Model kaligrafi Diwani dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif. Kemudian, disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah dan kaligrafer Daulah Usmani di Turki akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Semula, gaya ini digunakan untuk menulis kepala surat resmi kerajaan. Karakter gaya ini bulat dan tidak berharakat. Keindahan tulisannya bergantung pada permainan garisnya yang kadang-kadang pada huruf tertentu meninggi atau menurun jauh melebihi patokan garis horizontalnya. Saat ini, model kaligrafi Diwani banyak digunakan untuk ornamen arsitektur dan sampul buku.
- Diwani Jali
Kaligrafi gaya Diwani Jali merupakan pengembangan gaya Diwani. Gaya penulisan kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hafiz Usman, seorang kaligrafer terkemuka Daulah Usmani di Turki. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani. Namun, jauh lebih ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk. Berbeda dengan Diwani yang tidak berharakat, Diwani Jali sebaliknya sangat melimpah. Harakat yang melimpah ini lebih ditujukan untuk keperluan dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca. Maka itu, gaya in sulit dibaca secara selintas. Biasanya, model ini digunakan untuk aplikasi yang tidak fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda hias.
- Farisi
Seperti tampak dari namanya, kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat, dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal-tipis huruf dalam 'takaran' yang tepat. Gaya ini banyak digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran yang biasanya dipadu dengan warna-warni arabes di samping untuk kegunaan praktis lain.
Fungsi kaligrafi
Ali Akbar dalam buku Kaidah Menulis danKarya-Karya Master Kaligrafi Islam (1994), dikemukakan fungsi-fungsi kaligrafi sebagai berikut:
- Kaligrafi sebagai media ibadah dan dakwah
Karya seni kaligrafi bertujuan untuk mengagungkan nama Tuhan. Sehingga kaligrafi menjadi produk seni yangtidak lepas dari unsur-unsur ibadah dan dakwah.
- Kaligrafi sebagai sarana penyaluran kreatifvitas seni
Beberapa seniman kaligrafi (kaligrafer) mampu memadukkan seni kaligrafi islam dengan unsur-unsur seni lokal. Pola hias tradisional yang sudah berkembang kemudian dipertahankan dan menghasilkan karya kaligrafi yang indah tanpa menghilangkan karakter tulisannya.
- Kaligrafi sebagai pengungkapan rasa hormat terhadap tokoh
Besarnya minat seniman muslim untuk menuangkan kreativitas seni, muncul secara bersamaan dengan tingginya rasa hormat terhadap tokoh-tokoh yang berjasa.
- Kaligrafi sebagai media komunikasi
Kaligrafi sebagai alat untuk menyampaikan maksud tertentu. Fungsi ini diwujudkan oleh salah satu sultan yang memerintah Kerajaan Aceh Darussalam untuk mengirim surat kepada penguasa negara luar.
· Buat garis bentuk atau sketsalah bentuk dan penempatan huruf secara umum.
· Pegang alat tulis dengan benar.
· Buatlah huruf
· Gunakan tekanan untuk membatasi lebar garis.
· Gunakan urutan gerakan yang benar.
· Lindungi permukaan kertas
· Tambahkan dekorasi
Penjelasan tentang tujuh cara menulis kaligrafi dapat di baca pada laman https://id.wikihow.com/Menulis-Kaligrafi
Alat-alat yang dibutuhkan
- Alat tulis berujung runcing
- Tinta
- Kertas yang cocok
- Ide atau contoh huruf-huruf kaligrafi
- Kuas
- Meja yang sesuai dan nyaman digunakan
Sumber Bacaan:
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Kaidah Menulis danKarya-Karya Master Kaligrafi Islam
https://khazanah.republika.co.id/berita/pys493313/emyukem-kenali-delapan-gaya-penulisan-kaligrafi
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/26/202704369/kaligrafi-pengertian-perkembangan-dan-fungsinya
https://id.wikihow.com/Menulis-Kaligrafi
SHARE :