Pendidikan

PERISTIWA TERBELAHNYA BULAN DARI TINJAUAN AGAMA ISLAM DAN SCIENCE


Aikmel-Lombok Timur : Peristiwa terbelahnya bulan adalah di antara mukjizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mukjizat ini adalah jawaban atas tantangan orang-orang kafir Quraisy. Bagaimana peristiwa ini bisa terjadi? Simak kisahnya berikut ini.

Mukjizat Terbelahnya Bulan

Mereka meminta agar bulan dibelah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri. Kemudian mengarahkan tangannya ke bulan. Bulan pun terbelah dua. Satu bagian di atas gunung. Bagian lainnya di gunung yang lain. 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu:

“Penduduk Mekah meminta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mendatangkan mukjizat. Beliau perlihatkan pada mereka terbelahnya bulan.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab al-Manaqib 3438 dan lafadz ini milik al-Bukhari. Muslim dalam Kitab Sifat al-Qiyamah wa al-Jannah wa an-Nar 2802)

Dalam riwayat lain juga dari Anas, ia berkata, 

“Beliau perlihatkan kepada mereka bulan terbelah. Sampai mereka lihat Hira (nama tempat) di antara keduanya.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah 3655).

Dalam riwayat lain, 

“Terbelah dua. Satu belahan di atas gunung. Belahan lainnya di sisi yang berbeda.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab at-Tafsir Surat al-Qamar 4583).

Diriwayatkan juga dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata,:

“Bulan terbelah menjadi dua bagian di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Saksikanlah!’” (HR. al-Bukhari dalam Kitab al-Manaqib 3437 dan Muslim dalam Kitab Sifat al-Qiyamah wa al-Jannah wa an-Nar 2800).

Peristiwa ini terjadi dua kali. Bukan sekali saja. Hal ini berdasarkan riwayat dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu. Ia berkata, 

“Dua kali beliau perlihatkan bulan terbelah.” (HR. Muslim dalam Kitab Sifat al-Qiyamah wa al-Jannah wa an-Nar 2802 dan Ahmad 13177).

Peristiwa pertama terjadi di Mina. Yaitu ucapan Anas:

“Bulan terbelah. Saat itu kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Mina.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah 3656).

Dan kejadian kedua terjadi di Mekah. Yaitu sebagaimana diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu:

“Bulan terbelah di Mekah.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah 3656)

Meskipun peristiwa besar ini terjadi dua kali, para pendusta itu berkata, “Muhammad telah menyihir kalian.”

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia berkata, 

“Orang-orang Mekah meminta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendatangkan sebuah mukjizat. Bulan pun terbelah dua kali di Mekah. Turunlah firman Allah: ‘Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Sampai firman-Nya “(Ini adalah) sihir yang terus-menerus”. [Quran Al-Qamar: 1-2] (HR. at-Turmudzi dalam Kitab Tafsir Alquran 3286. Ia berkomentar hadits ini hasan shahih. An-Nasai 11554. Ahmad 12711. Syu’aib al-Arnauts mengomentari bahwa sanadnya shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata, 

“Aku melihat bulan terbelah menjadi dua bagian sebanyak dua kali. Peristiwa ini terjadi di Mekah sebelum hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Satu potongan di atas Gunung Abu Qubais dan potongan lainnya di atas as-Suwaida. Mereka berkata, ‘Bulan telah disihir’. Turunlah firman-Nya: ‘Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan’.” (HR. al-Hakim 3757. Ia berkata, “Hadits ini shahih sesuai dengan syarat al-Bukhari dan muslim walaupun keduanya tidak meriwayatkannya. Disepakati oleh adz-Dzhabai).

Mereka mencari-cari alasan untuk mendustkan mukjizat ini. Sampai-sampai mereka bertanya pada orang-orang yang baru datang dari safar. Dengan sangkaan, kalau seandainya ini sihir, maka sihir itu tidak punya pengaruh pada orang-orang yang berada di luar Mekah, yang sedang bersafar. Para musafir ini menjawab bahwa mereka melihat bulan terbelah pada malam dan waktu yang sama saat mereka melihatnya terbelah. Mendengar jawaban tersebut, mereka malah berseloroh, “Ini adalah sihir yang terus-menerus.” Ini menunjukkan, memang sejak awal niat mereka bukan untuk membenarkan dan beriman. Mereka hanya ingin mendebat dan menghalangi manusia dari kebenaran.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

“Bulan terbelah di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang-orang Quraisy berkata, ‘Ini adalah sihirnya Ibnu Abi Kabsyah (mereka gelari Rasulullah dengan sebutan demikian)’. Kata mereka, ‘Tunggulah kedatangan orang-orang yang bersafar. Karena Muhammad tak akan mampu menyihir semua orang’. Kemudian datanglah orang-orang dari safar. Mereka malah mengatakan seperti itu.” (HR. Abu Dawud 293. As-Saqaf berkata, “Riwayat Abu Dawud ath-Thayalisi dengan sanad yang shahih).

Diriwayatkan juga dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, 

“Bulan terbelah di Mekah hingga menjadi dua bagian. Orang-orang kafir Mekah berkata, ‘Ini adalah sihir. Ibnu Abi Kabsyah menyihir kalian. Tunggulah orang-orang yang bersafar tiba. Kalau mereka melihat seperti apa yang kalian lihat, maka Muhammad benar. Kalau mereka tidak melihat apa yang kalian lihat, maka Muhammad telah menyihir kalian’. Mereka bertanya pada para muasafir yang datang dari berbagai penjuru. Kata mereka, ‘Kami melihatnya’.” (HR. al-Baihaqi dalam Dala-il an-Nubuwah, 2/266-267. Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam Dala-il an-Nubuwah Hal: 281).

 

Penemuan Ilmuwan NASA

Bulan merupakan satelit alami satu-satu Bumi, dan merupakan satelit terbesar kelima di tata surya Bimasakti serta yang terbesar jika didasarkan pada ukuran planet yang menjadi orbitnya. Dan Bulan disebut penelitian modern NASA menyebut bukan objek mati.
 
Bulan memiliki diameter 27 persen, kepadatan 60 persen dan massa satu per 81 dari massa Bumi. Dua peneliti, Tom Watters dari Smithsonian National Air dan Space Museum menyebut Bulan memiliki patahan bernama Lobate Scarp, diyakini akibat material kerak bulan yang saling mendorong.
 
Patahan ini juga disebut Watters mengindikasikan terdapat faktor yang menyebabkan Bulan mengalami pengerutan atau penyusutan. Watters memperkirakan patahan terjadi pada sekitar dua miliar tahun lalu hingga ratusan juta tahun lalu.

Ilmuwan NASA telah mengungkapkan bahwa di bulan terdapat celah dengan panjang beberapa ratus kilometer, kemudian mereka pun menemukan beberapa celah lain di permukaan bulan yang sampai sekarang belum diketahui penyebab retakan tersebut. Beberapa ilmuwan lain beranggapan bahwa celah tersebut bekas dari cairan lava. Hanya saja spekulasi ini sebatas teori yang tidak terbuktikan.

Adanya sejumlah besar celah pada permukaan bulan, dan beberapa di antaranya menyimulasikan `retakan yang tersambung` seolah-olah kita berada di depan permukaan logam retak kemudian merapat. Ilmuwan NASA menyebut fenomena ini sebagai `rilles are still a topic of research` yang berarti fenomena celah ini masih dalam proses penelitian. Bahkan, hingga sekarang pun celah ini masih membingungkan para ilmuwan dalam menjelaskan penyebabnya. Semua teori yang mereka kemukakan jauh dari kenyataan gambar yang diperoleh oleh NASA.

Para Ilmuwan NASA telah memperoleh sejumlah besar gambar dari fenomena celah di bulan yang justru membingungkan para Ilmuwan untuk menemukan penjelasan logis atau ilmiah. Ada banyak gambar yang seolah-olah menyimulasikan bekas las logam. Para peneliti kebingungan menyaksikan celah ini. Sebagian berpendapat bahwa pada jutaan tahun lalu, terdapat cairan lava di permukaan bulan yang meninggalkan bekas celah tersebut. Tetapi anggapan itu segera terbantahkan.

Bekas lava yang terdapat di permukaan bulan sangat jauh berbeda dengan bekas lava di bumi. Selain itu tidak tampak bekas hancur dan ambruk pada bagian celah bulan. Celah di bulan ini memiliki sisi tajam seakan bekas retakan. Pada umumnya lava yang terdapat pada gunung berapi sama dengan lava di celah retakan kerak bumi. Akan tetapi terdapat perbedaan mendasar antara celah bumi dan bulan, yaitu bentuk celah bulan tampak halus dan lunak seakan terbentuk dengan terampil.

NASA telah mengkonfirmasi pemisahan bulan dan kembali lagi. Situs resmi Al-Watan, yang dicetak di AS, telah mengutip seorang ilmuwan luar angkasa Yordania yang mengatakan bahwa The Clementine, sebuah pesawat luar angkasa Amerika yang mengorbit bulan selama beberapa tahun sekarang telah mencapai kesimpulan bahwa bulan telah terbelah dan berkumpul kembali ratusan kali. bertahun-tahun lalu. Ilmuwan ini telah mempresentasikan laporan kepada NASA menjelaskan kepada mereka bagaimana umat Islam percaya bahwa fenomena ini milik 1400 ratus tahun yang lalu dan bahwa itu adalah keajaiban nabi mereka (saw). NASA belum menemukan penyebabnya, karena ini adalah kejadian unik yang jarang terjadi.

 

Permukaan Bulan benar-benar retak. Analisis permukaan bulan mengungkapkan bahwa itu jauh lebih retak daripada yang diperkirakan sebelumnya. Kerusakannya jauh lebih dalam dari itu, dengan retakan memanjang hingga kedalaman 12 mil (20 kilometer). Rima Ariadaeus adalah salah satu dari beberapa sistem rill linier yang terletak di dataran tinggi antara Mare Vaporum dan Mare Tranquillitatis. Beberapa rilles, seperti Vallis Schroteri, dibentuk oleh letusan gunung berapi. Rili lainnya, seperti Rima Ariadaeus, diyakini sebagai patahan yang terbentuk akibat aktivitas tektonik. Beberapa ilmuwan percaya bahwa rilles linier mungkin terbentuk setelah peristiwa tumbukan besar, sementara yang lain percaya bahwa rilles terbentuk sebagai manifestasi permukaan dari sistem tanggul yang dalam ketika bulan masih aktif secara vulkanik. Retakan itu semakin dalam hingga ke inti bulan, sehingga diyakini telah terbelah menjadi dua bagian di masa lalu.

Para ilmuwan berpendapat bahwa dampak asteroid di bulan membentuk kawah, tetapi puing-puing asteroid ini tidak ada sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa mungkin teori ini tidak benar. Menurut para ilmuwan, retakan di bulan memang ada. Ini awalnya berasal dari Islam di mana Nabi Muhammad atas kehendak Tuhan membelah bulan menjadi dua bagian dan kembali bergabung dengan mereka. Orang-orang di Jazirah Arab telah menyaksikan peristiwa ini. Dipercaya bahwa kawah berasal dari inti bulan dan mencapai permukaan dan terbentuk untuk menyatukan dua bagian bulan yang membelah setelah terbelah untuk melakukan keajaiban oleh Tuhan. Dari penjelasan sebelumnya, dikemukakan bahwa gunung berapi di bumi terbentuk karena tujuan yang sama.

NASA ditanyai tentang terbelahnya bulan dan mereka berkata “… tidak yakin apa yang Anda maksud, tetapi teori saat ini adalah bahwa Bulan adalah hasil dari tabrakan dengan Bumi awal dan planet berukuran Mars. Pada awal ketika Bumi benar-benar cair, unsur-unsur yang lebih berat (besi, dll.) jatuh ke pusat Bumi meninggalkan lapisan luar/kerak yang kurang padat. Ketika tabrakan terjadi, ia merobek lapisan terluar itu dan terlempar ke orbit di sekitar Bumi dan akhirnya bersatu untuk membentuk Bulan kita”.
Namun, teori ini sepenuhnya salah karena tidak ada bukti tentang teori ini. NASA membantah peristiwa terbelahnya bulan setelah para ilmuwan sepakat dengan bukti terkini, fakta ilmiah dan peristiwa terbelahnya bulan. Teori tentang dampak asteroid yang melukai Bulan dengan lubang dan kawah sepenuhnya salah ketika kita mengakui terbelahnya Bulan. Bukti lain tentang kawah, diyakini kawah di bulan berumur akhir bulan dan tidak lebih dari 1388 tahun yang lalu dan generasi sebelumnya yang tidak menyaksikan kawah atau terbelahnya bulan.

 

SUMBER :

 https://kisahmuslim.com/6278-mukjizat-terbelahnya-bulan.html

http://article.sapub.org/10.5923.j.astronomy.20200901.01.html 


SHARE :         

© 2022 SMP Islam As-Sunnah Bagik Nyaka